Tamparan Dari “Kamu” Buat Aku Bangun..



28 Agustus 2014



Inget kiky. Hari ini merupakan tamparan bagimu. Betapa tidak, kamu yang selama ini merasa belum pernah terkalahkan dan merasa diri paling hebat-karena lingkunganmu adalah lingkungan yang juga biasa2 saja-ternyata sudah kalah telak dengan tetanggamu sendiri, cintamu, belahan jiwamu #meskipun bukan pacar! Tak heran memang kalau kamu menyukainya. Dia cerdas, ulet, gigih, dan pandai bersyukur. Lingkungannya telah mendukungnya menjadi seorang yang hebat, keluarganya, sekolahnya, kuliahnya, pergaulannya, semuanya memberi support untuk perkembangan mental kesuksesan dan karirnya. Sekarang aku mencoba  membandingkan diriku dengannya. Pertama, pergaulanku. Mungkin bisa ku mulai cerita ini ketika duduk di bangku SD, tepatnya di SD Negeri 1 Metro Utara. Menurutku, aku adalah anak yang pintar, peringkatku selalu di atas, aku murid kesayangan guru, dan akupun berprestasi atas beberapa olimpiade dan lomba cerdas cermat di kotaku, tempat duduk ku tak pernah di belakang, karena murid berperingkat kala itu selalu mendapat kursi paling depan.
Kemudian keluargaku, aku tumbuh dari keluarga yang penuh ambisi, ayahku seorang kontraktor, bundaku seorang sarjana pendidikan sejarah yang hobi sekali membaca, sejak kecil aku dan adik-adik ku selalu dibelikan banyak sekali buku-buku, majalah, tabloid anak-anak, dan ini berlangsung hingga sekarang. Semua itu untuk mendukung tumbuh kembang otak dan kecerdasan kami terhadap ilmu pengetahuan. Tapi sayangnya aku dan adik-adik sama sekali tak memiliki hobi yang serupa seperti Bunda. Meskipun begitu, aku tetap masih menjadi yang terdepan atas segala informasi dan teknologi jaman sekarang dibandingkan teman-temanku. Apalagi masa-masa bangku SMP, aku sekolah di SMP Negeri 6 Metro. Ya, aku merasa aku dan keluargaku masih jauh lebih hebat diantara mereka, karena ku akui rata-rata mereka bukanlah berasal dari keluarga berada dengan orang tua yang mengenyam pendidikan, sama sekali bukan, mungkin hanya beberapa, itupun bisa dihitung jari. Namun aku tak pernah meremehkan mereka, malahan aku selalu membantu mereka apapun, dari urusan PR, iuran, tempat pinjam uang, dll. Jadi seharusnya aku bersuyukur kala itu dengan semakin memotivasi diriku agar semakin hebat dari mereka, namun ternyata aku hanya biasa-biasa saja menjalani kehidupanku, aku tak punya ambisi sama sekali, toh tanpa belajar pun aku memang lebih hebat dari mereka. Di SMP kehidupanku makin parah, mungkin karena aku baru beranjak jadi ABG labil yang sedang gencar-gencarnya mencari identitas diri. Aku pacaran dengan salah satu anak terbadung di SMP, aku pun berada di gank yang paling di segani di sekolahku. Tapi aku bukan anak yang nakal, juara kelas selalu berada di tanganku, dan aku pun tidak sama sekali mengikuti hal-hal yang negatif yang sering dilakukan oleh anggota gank ku, seperti berantem, melabrak orang, dll, diantara anggota gank ku, akulah satu2nya yang paling disegani, mereka selalu bilang bahwa aku pintar, dan merekapun tak pernah mengajakku melakukan hal-hal aneh, karena mereka tau aku tak akan mau melakukannya. Di SMP aku pun dipaksa Bunda mengikuti kursus bahasa inggris untuk menambah kemampuanku, tapi aku sering bolos kursus dan selalu bilang "temen2 kiky aja gak ada yang kursus, ngapain kiky capek2 kursus?". Bodohnya aku saat itu! X_x
Jadi dengan pengetahuan yang biasa-biasa saja yang sudah ku anggap hebat itulah dengan percaya dirinya aku mendaftarkan diriku ke SMA terfavorit di kota ku, SMA Negeri 1 Metro (tempat dimana idolaku, cinta pertamaku bersekolah), dan lihat hasilnya, GAGAL! Sebenarnya nilai raporku semuanya diatas rata2, tapi karena 1 nilai bahasa inggris ku yang hanya 6,5, aku jadi tak lolos. Dan menyesal lah aku kala itu. "Andai saja waktu bisa diputar", keluh ku.
Lalu kuputuskan untuk masuk SMA Kartikatama, salah satu SMA swasta termahal di Metro! Ketika aku duduk di bangku kelas X, aku benar-benar merupakan anak yang sangat pendiam, setelah kupikir2, pendiam ku sepertinya sudah keterlaluan, hingga menyebabkan anak-anak di kelas jarang ada yang mengenali ku, dan tragisnya, hal itu berlangsung hingga aku hampir naik kelas XI, parah kan?!
Setiap pulang sekolah aku selalu menangis, bukan karena aku tak bisa mengikuti pelajaran di kelas, melainkan pergaulanku yang membuatku tak punya motivasi sama sekali, teman sekelasku yang rata-rata teman badung ku di SMP, mereka hidup berkelompok di habitatnya masing2. Aku merasa asing jika berada di tengah2 mereka. Aku sering menyendiri, tak punya teman dan tak punya tujuan! Hingga pada akhirnya, kemampuanku tak sengaja kutunjukan kepada mereka. Yaa, berbekal kemampuan bahasa inggris hasil dari kursus ku yang cuma 3 bulan, itu pun juga banyak bolosnya, ternyata aku mampu membuat mereka kagum dengan SPEECH ku yang sukses membuat mereka terbengong-bengong atas kefasihanku!  Selepas pulang sekolah, teman-teman sekelas mengucapkan selamat atas suksesnya speechku itu. Aku membawakan pidato yang teksnya dibuatkan oleh Bunda, dan dengan lancar aku menyampaikan pidato ku, tanpa teks!
Berkat kerja kerasku, aku dan 3 temanku, di beri kesempatan belajar di Pare, Kediri Jawa Timur, kami diberi dispensasi selama 1 bulan. Ongkos dan biaya kursus dibayari sekolah, kecuali uang makan. Sepulang dari Pare, aku jadi sering di panggil untuk jadi MC bahasa inggris acara ini itu, berhubung di Kartikatama sering mengadakan acara dan sangat mengedepankan Bahasa Inggrisnya, jadi banyak sekali tawaran-tawaran kegiatan yang sangat melatih percaya diriku sehingga berani tampil di depan banyak orang. Di SMA aku ikut beberapa organisasi. Yang pertama organisasi English Club. Jabatan ku di sini adalah koordinator divisi speech, aku pun ikut organisasi di KIR, disini aku menjabat sebagai sekertaris organisasi, sebenarnya wakil ketua, tapi waktu itu ketuanya sudah perempuan, jadi dipilihlah laki-laki supaya imbang. Aku pun ikut Pramuka dan Rohis. Tapi karena aku pikir aku terlalu sibuk dan sulit membagi waktu, jadi aku lebih fokus ke Englis Club dan KIR saja. Dari situ lah itu aku mulai dikenal, bukan hanya teman-teman satu sekolah, melainkan guru-guru, staf, apalagi kepala sekolah. Setiap upacara, aku selalu dipanggil untuk serah terima piala hasil dari seringnya ikut perlombaan Speech. Aku berhasil. memeroleh 9 piala dari perlombaan antar kota, provinsi, bahkan Sumbagsel, yang semuanya kupersembahkan untuk sekolahku tercinta. Bangga yaa, hehe.. Alhamdulillah! Aku memang bangga pada diriku sendiri, karena kalau bukan kita sendiri, siapa lagi? Namun hal itu tak membuatku tinggi hati, karena aku yakin banyak sahabat-sahabat sekalian yang sangat jauh lebih baik dibandingkan diriku, seperti kata Mr. X diatas langit masih ada langit! Jadi tetap merendah dan harus banyak-banyak bersyukur. ;)
Ternyata meskipun aku tidak bisa masuk SMA favorit, bukan berarti masa depan suram kan? Semua itu bukan tergantung dimana kita sekolah, karena meski bersekolah di sekolah internasional pun, jika kita tidak mau melatih dan mengembangkan diri kita sendiri dan hanya mengandalkan kan ilmu yang di dapat dari sekolah, kita tidak akan berkembang. Yang membuat dirimu favorite adalah dirimu sendiri, bukan dimana kamu bersekolah. Tapi yaa syukur-syukur kalau bisa masuk sekolah favorite, itu akan bisa lebih mendukung kesuksesanmu, karena kamu pasti akan banyak bertemu dengan orang-orang yang lebih hebat dari lingkunganmu, dan bisa banyak belajar dari mereka. Jadi sekali lagi kembali pada diri masing-masing yaa..
***My education journey in university will be continue in other section. ;) ***

Setelah bercerita singkat tentang pengalaman sekolahku, sudah agak sedikit tergambar kan bagaimana keadaan lingkungan tempat ku bergaul dan menuntut ilmu. Ya, aku jarang bertemu orang-orang hebat di sekelilingku, sehingga bisa dikatakan bahwa aku agak santai mengejar tujuanku. Itu sesal ku, tamparan buat ku, yang saat ini pun sakitnya masih berbekas. Merasa sudah puas dengan apa yang kamu miliki saat ini, sama dengan menghambat kesuksesanmu di masa depan. Dan kata-kata yang ada saat ini hanyalah "Andai saja aku..." Itulah yang membuatku, benar-benar sangat menyesal, andai dulu aku belajar lebih keras, mungkin saja aku bisa satu universitas dengan pujaan hatiku yang ku kagumi sejak aku SMP. Dia lah inspirasi ku, semangatku, motivasi ku untuk bangkit. Untungnya ia tak tau jika aku diam-diam telah belajar banyak darinya.
Yaa.. Nasi sudah menjadi bubur, sekarang yang bisa dilakukan adalah bagaimana cara membuat bubur itu menjadi enak.
Kalau cara ku adalah, aku akan membuat penyesalan ku tersebut sebagai bumbu penyedap untuk bubur yang telah ku buat itu. Bumbu enak dan yang hanya aku yang tau resepnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Backstubbing? Senyumin aja :)

Demo Ahok, Permainan Politik!

Ekspedisi Ghost Busters di RS. Kartika