Selamat Jalan.. Mbah Jenggot..



Metro  6 jan 2013 at 00:40


Tak ada satu orangpun yang tau, kpan ia akan meninggal. Karena smua rahasia itu adalah milik Allah. Semua yang hidup pasti akan mati, kembali di sisi-Nya.. Kita hanya bisa pasrah, menunggu kpan wktu itu akan terjadi pada kita. Secara tidak di sangka2, secara tidak terduga2.
Tubuhku bgitu lemas, kakiku gemetar, tubuhku dingin, rasanya hanya sdikit sisa2 kekuatanku yang msih bisa membuatku utk terus terjaga. Ketika kudengar sirine mobil polisi yg mengiringi keranda'nya menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Tak ada kata2 yg terucap, hanya air mata yg dapat mengungkapkan betapa kami sangat kehilangannya.
Kakek meninggal.. "Mbah jenggotku" meninggal.. :'(
Sosok yang begitu ku kenal, benar2 sangat kami kenal..
Seseorang yang sangat menyayangi kami. Beliau memberikan kasihnya stiap wktu dengan tulus.
Seorang yang selalu menciumku setiap kami brtemu,
Seorang yang rutin memberiku uang jajan ktika aku tak punya uang,
Seorang yang selalu mentraktirku makan,
Seorang yg slalu mengajakku dan adikku jalan2,
Seorang yang selalu menghiburku, selalu membuat kami tertawa dengan lelucon dan smua kekonyolannya,
Seorang yg setia dan sabar pada nenekku mski nenek sering mengomelinya. 
Seorang yang selalu tak henti2nya menasehatiku, mski kadang aku sering mengabaikannya..
Teringat akan kata2 beliau ktika suatu senja di beranda beliau mengelus kepalaku, "Kiky.. mbah selalu disini, meski ayah g ada, mbah slalu ada buat kiky, selalu berdoa buat kiky, doakan umur mbah panjang, biar mbah bisa lihat kamu sukses, jadi pegawai negeri kayak mbah yaa ndug, cah ayu.."
Aku tak pernah menyangka akan secepat ini. :'(
Begitu cpatkah wktu berlalu?
Dulu, bebrapa tahun yang lalu, ktika umurku masih 13thn (skrg 19), saat aku msih bgitu polos, dan belum disibukkan dengan berbagai macam aktivitas, betapa seringnya aku bermain, dan bersenandung ria bersamanya.
Namun stelah ku beranjak dwasa, dan beliau sudah semakin renta, ditambah dgn kegiatanku yg smakin padat, prlahan lahan aku mulai mngabaikannya.
Beliau selalu memujiku dan d kecupnya ubun2ku, "kiky pinter yaa kayak mbah", kta2 tsb pda wktu itu hnya sprti angin lalu dan tak penting untukku, tp kini kta2 itu begitu sangat berarti saat ini.
Ssungguhnya aku benar2 sangat menyayanginya..
Andai wktu bsa terulang..
Betapa ingin aku memeluknya, menciumnya, memperhatikannya, sperti apa yg telah ia perbuat kpadaku..
Sulit sekali mengikhlaskan kepergiannya, tapi tangisku pun mungkin hanya akan membuatnya bersedih..
Penyesalanku tiada gunanya..
Kini hanya doa yg dapat aku berikan kepadanya..
Kek.. Selamat jalan.. Semoga engkau tenang disisi-Nya.. :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Backstubbing? Senyumin aja :)

Demo Ahok, Permainan Politik!

Ekspedisi Ghost Busters di RS. Kartika