PUP



Metro, Sabtu, 30 Juni 2012

PUP

Pas baca posting ini nanti, pasti kamu langsung nge-judge bahwa cerita ini jorok, menjijikkan, norak, sangat tidak etis dan wajib kudu musti di sensor (tuuuut). Soalnya dari judul aja sudah nggak meyakinkan, apalagi isinya bukan? Eiits… tapi jangan su’udzon dulu donk! Ceritanya nggak separah yang kamu pikir kok.
          Cerita ini ditujukkan terutama untuk orang2 yang punya Intelegensi Qusestion (IQ) dibawah standar. Eh, bukan maksudnya menghina lho. Maksudnya dibawah standar itu bukannya bego, tapi cuma kurang cerdas aja. Apa bedanya ya? Tapi seriusan, cerita ini special untuk orang2 yang memandang impian itu hanyalah sekedar angan2 yang tidak mungkin dapat terwujud, mimpi orang2 yang berpikir bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan apapun! Padahal belum berusaha apa2, eh dah nyerah duluan (Itu namanya Payah!). Juga buat mereka yang hanya bisa menghayal. (Kesambet baru tahu rasa!).  Tapi semoga setelah baca cerpen ini nanti, nggak ada lagi orang yang kesambet sampe kesurupan gara-gara hobinya bengong dan menghayal yang nggak jelas ya? Amien..
Mmm.. Kayaknya prolog’nya enough.
Abis baca jangan lupa tinggalkan komentar seikhlas’nya ya? Okey?
Chek it DOT!


“PUP”

          Suatu hari di sebuah rumah kontrakan kecil bin murah, hidup seorang laki-laki jangkung yang bertampang biasa saja, penampilannya biasa-biasa saja, tebal dompetnya juga biasa, pokoknya semua yang ada pada dirinya bisa dibilang biasa-biasa saja, ia bernama “Gepeng”. Itu cuma nama panggilan kok, nama aslinya Gustavo Edoardo Penglardiyones. (Eh, nyomot dari mana ya namanya?). Dia ngontrak bersama 2 temannya, si Kurus dan si Ceking. Itu juga hanya sekedar nama panggilan kok, mau tau nggak nama aslinya siapa? Tapi kayaknya nggak penting ya? jadi nggak usah ya? Ha?
Hari itu cerah banget, begitu cerahnya sampai bikin ubun-ubun serasa mendidih. Hari ini adalah hari ulang tahun calon kekasih tercintanya Gepeng (masih calon lho). Namanya Kumala W (btw “W”-nya itu siapa ya? hehehe). Dia adalah seorang cewek cantik, smart, sexy, tajir dan juga brilliant. Huh! Gimana Gepeng nggak tekiwir-kiwir sama perempuan satu ini. Sudah sangat lamaaa sekali dia jatuh cinta dengan Kumala. Istilahnya dari zaman Batu Besar (Megalitikum), sampai Batu Lumutan (Lumutilikum), tapi sampai sekarang Gepeng belum berani mewujudkan cita-citanya untuk mengajak Kumala nge-date. Kenapa? Karena Gepeng takut ditolak. Takut patah hatinya. Padahal belum pernah dicoba. Mm.. Sebenernya udah sih, tapi entah apa alasannya, dating itu pun batal, dan dianggapnya hari itu tidak pernah ada.
Gepeng tetap bertahan. Namun Gepeng bukanlah orang yang mau ambil risiko dalam hidup. Dia itu punya otak kayak otaknya mbah-mbah zaman Jepang dulu, semuanya tergantung takdir. Meskipun takdir yang menentukan pun, tapi kalau usahanya nihil, percuma! Oleh karena itu hingga detik ini Gepeng belum ada kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya pada Kumala. Gepeng hampir ingin menyerah, tapi karena cinta yang begitu dalam pada Kumala, Gepeng tetap bertahan. Hingga detik ini!
Tapi kemarin, ntah jin baik dari mana yang telah merasuki Gepeng sehingga dengan gagah berani Gepeng nekat untuk menelepon Kumala untuk mengajaknya berkencan.
          Gepeng tahu kalau hari ini adalah hari yang spesial untuk Kumala, dan kali ini dia ingin jadi seorang yang special di hari special-nya Kumala. Sebenarnya tanpa Gepeng sadari pun Kumala juga mengharapkannya, karena diam2 Kumala menaruh hatinya pada Gepeng. Gepengnya saja yang malah malu2 pantat ayam!
          Rencananya, sewaktu matahari terbenam nanti Gepeng akan menyatakan perasaan cintanya pada Kumala di sebuah kafe yang lumayan terkenal di daerah itu, namanya kafe “Tenggelam”. Konon katanya, dikasih nama Tenggelam karena waktu pembangunan dulu, kafe ini pernah kebanjiran. Letaknya sih strategis, menghadap langsung ke arah pantai, dan apabila senja tiba, pemandangan Sunset akan dapat dilihat dengan jelas dari kafe itu. Tempat yang sangat cocok untuk menjalankan rencananya nanti, rencana yang telah disusun Gepeng dari tahun kemarin, tapi karena ada sedikit kesalahan teknis, rencana itu pun baru akan terlaksana tahun ini. Hari ini. Sehingga ini akan menjadi hari yang sangat bersejarah buat Gepeng.
          Mereka akan bertemu di kafe Tenggelam pukul 5 sore nanti. Gepeng sangat tahu banyak tentang Kumala, dia adalah seorang perfeksionis. Orang yang sangat tepat waktu dan paling anti sama yang namanya jam-ban. (Ups! jam karet maksudnya, kan ban juga dari karet kan?). Jadi apabila Gepeng sampai telat, maka semua rencananya akan berantakan seperti tahun lalu. Malah sebenarnya Gepeng berniat menginap di kafe itu, tapi sayangnya ia sudah lebih dulu diusir sama security gara2 kafenya mau ditutup. Seandainya nggak diusir, Gepeng akan meluruskan niat gila’nya itu. Mm.. kadang cinta memang nggak waras. Cinta bisa buat orang waras jadi gila, dan orang gila pun bisa jadi waras. That’s The Power of Love!
          Saat ini jam butut Gepeng menunjukkan pukul 14:00. Dia sengaja mandi dan berdandan lebih awal supaya tidak terburu-buru nantinya. Jam segini biasanya Gepeng sudah bersiap untuk tidur siang, tapi kali ini sepertinya ia tidak bisa melakukan ritual tidur siangnya itu karena sakit jantung! Jantung Gepeng berdegup sangat kencang, seakan ingin melompat keluar karena nervous stadium akut gara2 menantikan eksekusi cintanya nanti. Sehingga Gepeng memutuskan untuk mengajak si Kurus bermain PS2 bersamanya, supaya dirinya bisa sedikit melupakan jantungnya dan tidak stress berkepanjangan. Tadinya Kurus terheran-heran ketika melihat Gepeng yang berdandan seperti akan menghadiri pidato resmi Pak Presiden, tapi malah mengajaknya bermain PS2 bersamanya. “Orang gila” pikirnya. Dan ternyata memang benar, stress’nya perlahan berkurang. (Eh.. Tapi ngomong2 si Ceking kemana ya?).
Ketika sedang asik bermain, tiba2 ada panggilan alam untuk Gepeng. Namun, berhubung  masih giliran Gepeng untuk main, dengan sekuat tenaga panggilan itu di reject olehnya. Tapi ternyata panggilan itu hanya terpending sekian detik, kemudian muncul lagi. Karena sudah tidak tahan, terdengarlah suara nyaring yang seketika membuat ruangan sunyi itu menjadi semakin sunyi. Dengan gerakan refleks si Kurus langsung menutup hidungnya sambil mengamati sumber suara itu, Kemudian beralih menatap Gepeng dengan wajah yang sangat mengerikan dengan mata yang menyala-nyala seakan ingin segera menyantap mangsa di hadapannya. Gepeng hanya bisa memberikan senyuman paling indah yang dimilikinya dan segera lari tunggang langgang meninggalkan tempat itu sembari mencari tempat untuk dia bisa memenuhi panggilannya tersebut.
          Sesampainya di depan toilet, Gepeng hanya melongo memandangi tempat itu. Dia lupa kalau toiletnya sedang ada dalam masa perbaikan yang sudah pasti tidak bisa digunakan. Tapi karena panggilan tersebut sudah hampir mencapai puncak, Gepeng memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya itu di toilet tetangganya.
Segera Gepeng menyembur ke rumah itu. Tanpa basa basi lagi Gepeng berkata “Numpang donk!”. Seperti telah mengerti apa yang sedang dimaksudkan Gepeng, melalui mimik wajah serta bahasa tubuhnya. Si empu-nya rumah memandangi wajah Gepeng yang memprihatinkan itu dengan ekspresi wajah yang turut prihatin. Sambil menunjuk ke arah pintu toilet, ia pun berkata “Mas Ceking, Mas..”. Gepeng tahu bahwa Ceking adalah pemecah rekor dunia “manusia terlama buang air”. “Oh.. Ceeeekkiiiiiiingg!!!!” umpatnya dalam hati.
Gepeng melihat arlojinya, 03:50, Astaga! Kumala!! Lama perjalanan dari rumah hingga ke kafe Tenggelam kurang lebih satu jam. Dia hanya punya waktu 10 menit untuk menuntaskan masalah ini. Gepeng makin panik karena pintu gerbang-nya sudah mulai sedikit terbuka! Hanya satu yang ada di benaknya saat ini, yaitu mewujudkan rasa ingin’nya tersebut sebelum terlambat menemui Kumala. Waktunya sudah benar2 mepet. Namun Gepeng tidak menyerah begitu saja, dia tidak mau terlambat dan kehilangan orang yang sangat dicintainya di dunia hanya gara2 PUP sialan, bahkan untuk yang kedua kalinya!!!
Tiba-tiba Gepeng teringat suatu tempat yang kiranya bisa digunakannya untuk menampung hasratnya tersebut.
Beberapa menit kemudian  Gepeng tiba di sebuah sungai. Seperti melihat fatamorgana, sungai tersebut bagaikan sungai terindah yang pernah ia lihat di dunia, mengalir begitu tenang dan sejuk, walau sebenarnya keadaan sungai itu sangat memprihatinkan (seperti wajahnya saat ini), kotor, butek, bau dan benar2 menjijikkan, malah lebih tepat dikatakan comberan! “Cocok!!!” pikirnya. Kali ini dia yakin bahwa semuanya akan berkahir di comberan ini! Eh.. sungai maksudnya, xixixi.
Saat ini Gepeng akan segera memulai ritualnya. Bersedia! Siap! Jongkok!!!
Eiits! Tapi di pinggir sungai tersebut, persis di samping Gepeng berjongkok, ada sebuah plang peringatan usang. Tulisannya :

Maaf, dilarang buang hajat disini. Barang siapa yang melanggar akan dikenakan sanksi dan denda 10 juta. Pengecekan dilakukan setiap jam 4 sore. Terimakasih.
                                                                             Ttd:
                                                                   Ketua RT Setempat

          Reflek, Gepeng melotot pada arlojinya. 15:59. 1 menit lagi!!! “Oh no!!”. Otak Gepeng terus berputar, menimbang-nimbang keputusan yang akan diambilnya ini. Dan tibalah ia pada keputusan final. “Susah2 gue kumpulin duit 10 juta selama bertahun-tahun buat persiapan ngelamar Kumala. Eh.. sekarang duit ini cuma buat bayar denda sialan, gara2 peringatan konyol ini!!?”.
Dengan berat hati Gepeng mengurungkan niatnya untuk nge-bom tempat itu. Waktunya sudah sangat mencekik lehernya. Dan hasrat tertundanya itu benar2 telah mencekik perutnya. Gepeng makin panik karena sebentar lagi pintu gerbang itu akan benar2 terbuka lebar. Mungkin hanya kejaibanlah yang dapat menyelamatkannya. Dan benar, keajaiban itupun datang! Dia melihat sepetak kebun kosong yang cukup rimbun tepat dihadapannya! Sekarang hidup dan matinya ada di kebun itu. “Oh! Thanks God!!” pekiknya.
Gepeng celingak-celinguk memastikan keadaan sekitar. Sekiranya semua telah aman terkendali. Gepeng pun tersenyum penuh arti.
Keluar dari kebun itu, sulas senyum kemenangan tersungging di bibirnya. Namun, kebahagiannya itu tidak bertahan lama. Waktu menunjukkan pukul 16:15. Hanya bersisa 45 menit lagi. Gepeng harus sampai di kafe Tenggelam untuk menemui Kumala. “Sudah tidak ada waktu lagi”, pikirnya. Gepeng segera berlari mengejar waktu.

Setibanya disana, Gepeng mendapati Kumala duduk di sebuah kursi paling pinggir, yang langsung berhadapan dengan pantai berlatarbelakangi sang surya yang mulai beranjak meninggalkan siang. Sungguh pemandangan yang sayang sekali untuk dilewatkan.
 Perlahan, Gepeng menghampiri Kumala.  Gepeng pasrah dengan apa yang akan terjadi. 17:15. Hopeless!!! Apakah hari ini akan sama seperti kejadian tahun lalu? Gepeng sudah bersiap untuk menelan pil super pahit itu. Tidak bisa mundur!
Hingga pada langkah ke 15, Kumala menyadari kedatangan Gepeng. Ia menghentikan langkahnya. Wajah itu. Wajah kekecewaan yang pernah dilihatnya tahun lalu. Dan kali ini dialaminya lagi! Jantungnya serasa dilindas buldoser. Begitu hancur! Akankah semuanya berakhir disini? Akankah cinta yang telah dipeliharanya bertahun lamanya akan berakhir hari ini? Disini? Oh My God! Tak sadar Gepeng terpejam. Air mata jatuh membasahi pipinya.
Beberapa saat lamanya, entah sejak kapan Kumala telah berada dihadapannya. Jarak mereka begitu dekat, mungkin jika diukur menggunakan penggaris jaraknya hanya sekitar 5 cm, atau mungkin kurang dari itu? Dengan hak 7 sentimeter yang dikenakan Kumala, membuat tinggi Kumala sejajar dengan batang hidungnya. Dengan jarak yang sedekat itu, membuat Gepeng bisa memandang wajah Kumala dengan sangat dekat. Manis!
“Maaf”, kata itu terucap begitu saja dari mulut Gepeng. Tidak begitu jelas, bahkan kedengarannya hampir seperti gumaman.
Namun, tiba-tiba sebuah kecupan hangat menyentuh pipinya. Kumala tersenyum. Sambil memandangi muka kikuk Gepeng, ia berkata, “Kamu berhutang 15 menit hari ini, ditambah sama yang tahun kemarin juga 15 menit, jadi totalnya kamu berhutang 30 menit berkencan denganku!”, rajuknya.
Seketika Gepeng memeluk Kumala. Begitu dekat, begitu erat. Hatinya hangat. Dikecupnya kening Kumala.
“Ini saatnya”, gumamnya.
“Apa?”, tanya Kumala
“Tutup mata kamu” pintanya. Suaranya kedengaran begitu gugup. Kumala menaikkan sebelah alisnya. Pertanyaan yang sudah berada di ujung lidahnya urung dilontarkan ketika melihat tatapan Gepeng. Kumala memejamkan mata.  Selama beberapa saat nggak kedengaran apa-apa. Kumala tergoda untuk mengintip.
“Oke, sekarang buka” katanya. Perlahan Kumala membuka mata. Nggak ada yang berubah. Gepeng tersenyum mengamati wajah Kumala. Wajahnya berseri-seri seolah berkata this is it, the moment of truth. Gepeng mengangkat kedua tangannya dan memegang pipi Kumala sambil menatapnya dalam2.
“Kumala.. kamu udah memiliki hatiku, sekarang aku mau kamu memiliki seluruh sisanya”, katanya.
Kemudian Gepeng berlutut dengan salah satu kakinya dan tahu-tahu sebuah cincin sudah berada di tangannya.

Lalu? Apa yang terjadi? Apakah Kumala langsung menamparnya? Tidak! Kumala terisak haru. Sudah sekian lama Kumala menanti Gepeng menemukan keberaniannya untuk ini, Kumala yakin bahwa suatu saat kelak, Gepeng pasti bisa melakukannya. Kumala lalu memeluk Gepeng. Gepeng membalas dekapannya. Rasanya Kumala ingin terus berada disini, dalam pelukan Gepeng, dekat dengan hatinya, dekat dengan cintanya. Dibawah semburat jingga dan suara ombak yang begitu tenang. Begitu erat dan hangat.
“Akhirnya”, gumamnya.
“Eh.. tapi kok ada yang bau ya?”.
Gepeng meringis.

SELESAI




MASSAGE


          Impian, bukanlah sekedar keinginan dan angan2 belaka, melainkan sesuatu yang harus diwujudkan (Upps! Bisa bahaya kalau nggak diwujudkan!). Anggaplah impianmu itu seperti kamu lagi kebelet pup! Hasrat itu wajib untuk terpenuhi! Jangan ditunda-tunda karena itu akan bisa meracuni tubumu! Sama halnya dengan mewujudkan suatu impian, jangan pernah kamu menundanya karena sama saja kamu tidak melakukan apapun, dan tentunya kamu tidak akan mendapatkan apa2, mungkin justru malah kamu yang bisa merugi karenanya.
Walaupun begitu banyak rintangan yang kamu hadapi, teruslah mencoba, tidak boleh mundur, hadapi apapun yang akan terjadi! Jangan pernah putus asa sampai titik darah penghabisan! Karena kelak hasil perjuanganmu itu tidak akan sia-sia. Kamu akan memetik buah yang sangat manis dari hasil jerih payahmu itu. Dan ketika seseorang percaya bahwa dia mampu melakukan sesuatu, maka dia akan mendapatkannya.
Namun, jika kamu belum yakin, maka lakukanlah untuk orang yang kamu cintai!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Backstubbing? Senyumin aja :)

Demo Ahok, Permainan Politik!

Ekspedisi Ghost Busters di RS. Kartika