Failure
Metro, Selasa, 24 Juli 2012
Failure
Hari ini aku disadarkan kembali bahwa kita sebagai makhluk
Allah dengan segala macam keterbatasan, kita tidak bisa memiliki semua yang
kita inginkan. Yah, jika semuanya telah kita miliki, apalagi yang hendak kita
cari? Kita tidak bisa mengetahui segala sesuatu, sehingga kita memiliki
kesempatan untuk belajar. Kita kerap mengahadapi masa-masa sulit. Karena itulah
kita bisa tumbuh menjadi dewasa. Keterbatasan itulah yang memberi kita kesempatan
untuk memperbaiki diri. Namun kecewa? Siapakah gerangan manusia yang tak pernah
mencicipi perasaan menyebalkan ini? Yaa.. sungguh, jauh di sudut hati yang
paling dalam, terpahat sedikit kekecewaan. Sedikit? Tidak.. Sebenarnya banyak..
Sekian lamanya aku menanti nanti hari itu, berharap ada secuil harapan ku bisa
mengenyam pendidikan di universitas negeri impianku. Namun.. tanpa dinyana?
Tanpa diduga.. impian itu melayang begitu saja bak balon udara tanpa aku bisa
kenakan pengaitnya pada jemariku.
Pagi itu aku dihadapkan pada sebuah realita kehidupan yang
perit dan sungguh tak ku inginkan. Dengan terpaksa aku harus menelan pil super
pahit bermerek-kan “Anda Belum Beruntung”.
Menyedihkan! But I’m just realizing that, not only me, got the failure.
They also felt what was my feel.
Yang cerdas, merekalah yang menang! FAIR!
Percayakah ku pada sebuah kata yang berlafaz
“keberuntungan?”
Seorang yang ku kagumi (19121992) pernah berkata padaku
bahwa, “Keberuntungan hanya buat orang-orang bodoh yang nggak berusaha.
Sedangkan orang cerdas tidak akan merasa bahwa dirinya sedang beruntung, karena
bagi mereka hal semacam itu bukanlah sebuah keberuntungan yang kebetulan,
melainkan buah dari usaha, kerja keras dan keuletan dari diri mereka sendiri.
Dan itulah yang membuat mereka menjadi pemenang yang sesungguhnya”.
Menurut beliau hal yang paling utama dalam hidup ini adalah
“kecerdasan”, sedang “keberuntungan” menempati posisi kedua setelahnya. Tapi,
bagaimana dengan pendapatku? Aku bingung.. masuk kategori yang mana kah hidupku
ini?
Selama ini aku selalu mengharapkan keberuntungan,
keajaiban.. dan… tanpa terduga, ia pun datang dengan sendirinya. Bahkan rasanya
akan lebih manis daripada yang diharapkan.
Tapi aku juga bukan orang yang selalu berteduh dibawah atap
sebuah miracle or lucky semata tanpa melakukan apa-apa. Aku adalah seorang yang
juga bekerja keras daemi menggapai seluruh inpianku tersebut. And real! I got
it!
Jadi.. masuk kategori manakah diriku ini? Entahlah, hanya
aku sendirilah yang bisa menemukan jawabannya. Biarlah kusimpan hingga ku
temukan sendiri jawaban atas segudang pertanyaanku ini kelak.
Aku hanya meyakini bahwa Allah telah merencanakan suatu hal
yang amat manis untuk masa depanku mendatang.
Kehidupan dipenuhi dengan seribu macam kemanisan, tapi untuk
mencapainya diperlukan sejuta macam pengorbanan dan kepahitan. Ya, manis tidak
akan dating sendiri. Dan saat ini Allah ingin aku lebih bertawakal untuk
merasakan kemanisan tersebut. Suatu hari nanti.. InsyaALLAH..
Komentar
Posting Komentar